Langsung ke konten utama

SEJARAH DAN LEGENDA AJISAKA KE NUSANTARA

Oleh: Rohmat Eko Waluyo.

LEGENDA AJISAKA, JOKO LINGLUNG, BUMI KESONGO DAN ASAL USUL HONOCOROKO

Legenda
Alkisah pada jaman dahulu, di kabarkan bahwa tanah di Pulau Jawa ini sudah di kuasai oleh Kerajaan Galuh yang diperintah oleh Prabu Sindulaya Sang Hyang Prabu Watu Gunung. Dan pusat pemerintahannya berada di Jawa Barat, karena di anggap mempunyai peranan penting terhadap Raja-raja di luar Jawa.

Beliau memang berhasil mengangkat nama Galuh menjadi termasyhur dan juga rakyatnya hidup makmur. Prabu Watu Gunung di karuniai empat orang putra, yaitu Dyah Ayu Dewi, menjadi Ratu di Nusa Tembini, Pangeran Adipati Dewata Cengkar, Dewata Pemunah Sakti menjadi Adipati di Madura, dan yang terakhir Pangeran Adipati Dewata Agung menjadi Adipati di Pulau Bali.

Rakyat Galuh cenderung tidak senang terhadap salah seorang pangeran Kerajaan, yaitu Pangeran Adipati Dewata Cengkar.
Tingkah lakunya yang kasar terhadap rakyat kecil dan suka menganiaya orang sangat tidak mencerminkan kepribadian sebagai seorang pangeran.

Lebih-lebih terhadap salah satu kegemarannya yang suka memakan daging manusia. Hal tersebutlah menjadikan rakyat Galuh yang dulunya hidup tenteram berubah menjadi ke khawatiran terhadap keselamatan diri mereka. Kemudian bagi rakyat yang hatinya kecil, seraya pergi meninggalkan kampung halamannya untuk mencari perlindungan ke tempat lain.

Perubahan keadaan inilah yang di rasakan oleh rakyat Galuh dan menjadikan Sang Hyang Watu Gunung mulai bertandang menemui rakyatnya. Lebih-lebih yang menjadi biang keladinya adalah anaknya sendiri, sehingga Sang Prabu seperti di coreng mukanya.

Dengan rasa malu yang tidak dapat ditebus dengan nilai uang, seketika itu juga Ia langsung memerintahkan Patihnya untuk menghadapkan Dewata Cengkar ke istana. Prabu Watu Gunung sangat murka kepada Dewata Cengkar.

Dewata Cengkar yang tidak terima dengan pemanggilan dirinya, pergi begitu saja meninggalkan istana tanpa pamit. Dia pergi bersama para pasukannya yang masih setia kepadanya, dan melarikan diri ke arah timur di waktu tengah malam.

Mereka terus berjalan ke arah timur, perjalanan mereka terhenti di saat mereka telah sampai di tempat yang sangat indah dan berlokasi sangat strategis. Tempat tersebut tepatnya di Pegunungan Kendeng.

Selanjutnya Dewata Cengkar mulai membangun bangunan seperti istana. Dia mendirikan sebuah Kerajaan yang diberi nama Medang Kamolan. Untuk membantu urusan pemerintahan di angkat seorang temannya dari Galuh yang bernama Arya Tengger menjadi seorang Patih dan seorang lagi bernama Ruda Peksa untuk menjadi Tumenggung di Kerajaannya.

Setelah beberapa lamanya maka Prabu Dewata Cengkar sudah berhasil mengangkat nama Medang Kamolan menjadi termasyhur dan rakyat menjadi makmur. Raja Medang Kamolan termasuk sudah bisa melupakan rasa balas dendamnya kepada Prabu Watu Gunung.

Namun karena bujukan jahat dari Patih Arya Tengger dan Ruda Peksa, maka dendam Prabu Dewata Cengkar tersulut kembali. Dengan kemampuan prajurit Medang Kamolan yang sudah perkasa, Dewata Cengkar maka ingin menyerbu ke Kerajaan Galuh atas atas bujukan dari Patih dan Tumenggungnya.

Kisah tragis bagi Prabu Watu Gunung, sejak peristiwa Dewata Cengkar dahulu gemar memakan daging manusia, rakyat Galuh banyak yang meninggalkan kampung halamannya. Secara berangsur-angsur di ikuti oleh warga yang lain dan tidak mau kembali lagi ke kampung halamannya.

Akibatnya, menjadikan Prabu Watu Gunung menjadi murung. Kerajaan Galuh semakin lemah karena prajuritnya banyak yang meninggal dan penggantinya sulit dicari. Dalam kondisi sakit dan kekurangan pasukan datanglah serangan dari prajurit Medang Kamolan yang di pimpin sendiri oleh Rajanya, Dewata Cengkar.

Prajurit Galuh menjadi kalang kabut karena tidak ada persiapan, pertempuran tidak bisa di elakkan lagi. Pada saat prajurit Galuh hampir kalah dan terpojok, sudah ada yang melapor kepada Prabu Watu Gunung untuk meminta bantuan. Prabu Watu Gunung sangat terkejut ketika laporan itu menyebutkan nama Dewata Cengkar.

Prabu Watu Gunung matanya memerah dan pada saat itu pula Ia memerintahkan pasukan istana untuk turun ke medan perang, menghadapi putranya sendiri. Sesampainya di medan perang Prabu Watu Gunung seraya turun dari kudanya menghadapi langsung Prabu Dewata Cengkar.

"Dewata Cengkar, apakah demikian caranya seorang anak membalas budi terhadap orang tua? Aku ini ayahmu, nanti yang memiliki Galuh juga kamu, tetapi caranya tidak seperti ini."

"Aku sudah tidak butuh pidatomu lagi. Ayo sekarang lawan aku!"

"Sabarlah Dewata Cengkar, perbuatanmu ini tidak di restui oleh Yang Maha Agung. Terkutuk kamu nantinya."

"Jangan banyak bicara lagi, sekarang serahkan Galuh kepadaku!"

"Iya, tapi jangan sekarang."

Mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Prabu Watu Gunung, Dewata Cengkar seketika mengangkat gada di tangannya dan langsung di hantamkan tepat pada tubuh Prabu Watu Gunung. Bersama dengan pukulan itu, terdengarlah suara menggelegar sambil mengeluarkan asap dan cahaya yang menyilaukan.

Kemudian dengan hilangnya asap dan cahaya tersebut hilang pula lah tubuh Prabu Watu Gunung beserta Kerajaan dan seluruh rakyat Galuh, kemudian berubah menjadi hutan belantara.

Dari dalam hutan terdengar suara kutukan Prabu Watu Gunung.
"Dewata Cengkar, semua sudah terlanjur. Dengan sifat-sifatmu yang seperti binatang, nantinya akan menjadi kenyataan."

Mendengar kutukan itu sebenarnya Dewata Cengkar merasa takut dan menyesal. Tetapi Arya Tengger dan Ruda Peksa masih bisa menguasai perasaan Dewata Cengkar, kemudian sadar kembali dan melihat para prajurit menyanjung atas kemenangannya.

Atas kemenangannya itu seluruh rakyat Medang Kamolan sudah mendengar dari jauh. Mereka tengah sibuk untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk merayakan kemenangan Prabu Dewata Cengkar.

Para abdi Kerajaan sibuk mempersiapkan semua kebutuhan untuk upacara menyambut kedatangan para prajurit dan Rajanya yang pulang dari medan perang.

Lain lagi dengan kesibukan para wanita, karena tugasnya membuat masakan, sudah barang tentu mereka berusaha untuk bisa menghidangkan makanan yang enak-enak. Tetapi naas bagi seorang wanita yang jari kelingkingnya terpotong, kemudian ia lari merawatnya menuju kamar untuk diobati.

Setelah selesai wanita itu kembali lagi ke pekerjaannya. Betapa terkejutnya ia, potongan jari kelingkingnya tidak ditemukan lagi, termasuk daging yang di iris-iris semuanya sudah matang menjadi masakan.

Pesta untuk memeriahkan kemenangan pun di mulai. Singkat cerita ternyata Prabu Dewata Cengkar tanpa tidak sengaja yang telah memakan potongan jari tersebut. Dia teringat kegemarannya di masa lalu yaitu memakan daging manusia.

Setelah acara usai, Prabu Dewata Cengkar memerintahkan Arya Tengger untuk mencari daging manusia yang akan di jadikan santapannya. Mula-mula yang dijadikan santapan adalah para narapidana Kerajaan.

Setelah narapidana dalam penjara sudah habis tak tersisa, berganti ke para pemuda kampung. Dewata Cengkar merasa bosan dan meminta Arya Tengger untuk mencari daging seorang wanita muda.

Sebenarnya rakyat Medang Kamolan sudah mulai hampir habis karena banyak yang berbondong-bondong pergi meninggalkan Medang Kamolan. Mereka meninggalkan Medang Kamolan karena merasa takut jikalau nanti mendapatkan giliran menjadi santapan Dewata Cengkar berikutnya.

Arya Tengger dan Ruda Peksa merasa kebingungan kemana mereka harus mencari lagi. Beruntunglah salah seorang anak buah Ruda Peksa menemukan ada seorang wanita muda bernama Roro Cangkek di rumah Kaki Grenteng. Arya Tengger meminta para prajuritnya untuk terus mengawasi rumah Kaki Grenteng, jangan sampai Roro Cangkek lolos.

Di waktu yang lain ada seseorang bernama Ajisaka datang menuju tanah Jawa bersama dua orang abdinya, Dora dan Sembada. Mereka bermaksud datang ke Jawa untuk menyebarkan agama. Sebelum menginjakkan kaki di tanah Jawa, mereka singgah di Nusa Majedi (Pulau Bawean).

Ajisaka melanjutkan perjalanan menuju tanah Jawa hanya bersama Dora. Sembada di tinggal di Nusa Majedi untuk menjaga barang-barang terutama keris pusaka Ajisaka. Ajisaka berpesan kepada Sembada;
"Keris yang ku titipkan jangan sampai di serahkan kepada siapapun kecuali aku sendiri yang mengambilnya."

Saat Ajisaka dan Dora sampai di tanah Jawa, mereka heran karena banyak orang-orang berbondong-bondong pergi meninggalkan Medang Kamolan. Sepertinya mereka ketakutan. Ajisaka melanjutkan perjalanan dan sampai di suatu rumah. Mereka singgah di tempat itu.

Rumah itu adalah rumah Kaki Grenteng. Dengan tangan terbuka Kaki Grenteng sekeluarga menerima kehadiran mereka. Pada suatu ketika, Ajisaka mohon izin kepada Kaki Grenteng untuk ke kamar kecil. Sebelum masuk ke kamar kecil, Ajisaka bertemu dengan Roro Cangkek. Kecantikan Roro Cangkek membuat Ajisaka tertarik.

Saat dia berada di kamar kecil, Ajisaka mengeluarkan air seninya. Air seni itu ternyata di minum oleh seekor Ayam jago milik Roro Cangkek.

Ke esokan harinya, prajurit Medang Kamolan datang ke rumah Kaki Grenteng untuk membawa Roro Cangkek dan di jadikan santapan bagi Dewata Cengkar. Para prajurit mendobrak pintu rumah dan membawa paksa Roro Cangkek.

Ayah dan ibu tidak bisa berbuat apa-apa karena sudah di buat pingsan oleh para prajurit dengan pukulan benda keras. Dora juga tidak bisa berbuat sesuatu karena sudah dalam keadaan terikat.

Ajisaka yang masih bebas dengan kecerdikannya berusaha mengelabuhi para prajurit. Ajisaka mengatakan bahwa Roro Cangkek mempunyai penyakit menular. Para prajurit berhasil di kelabuhi dan melepaskan Roro Cangkek.

Sebagai gantinya Ajisaka bersedia di korbankan. Ajisaka di hadapkan kepada Dewata Cengkar.
"Hai anak muda, tahu maksudnya kau di bawa kemari?"

"Belum paduka."

"Kau akan ku jadikan santapanku."

"Hamba bersedia paduka, tetapi perkenankan hamba meminta sesuatu kepada paduka sebagai permintaan terakhir."

"Katakan saja! Akan ku penuhi."

"Hamba meminta sebidang tanah seluas sorban yang saya ikat kan di kepala hamba ini paduka."

"Hanya itu? Baiklah akan ku kabulkan."

"Tetapi hamba minta paduka sendiri yang mengukurnya."

"Baiklah."

Hari eksekusi itu tiba, Ajisaka di bawa ke alun-alun. Pengukuran di lakukan sendiri oleh Dewata Cengkar. Ajaib, sorban itu tidak habis-habis di gelar.

Dewata Cengkar terus menggelar sampai di tebing Laut Kidul. Karena kelelahan, Dewata Cengkar terpeleset dan tergantung di tebing yang di bawahnya adalah Laut Kidul.

"Ajisaka, aku menyerah, aku mengaku kalah. Baiklah, Medang Kamolan sekarang ku serahkan kepadamu, asalkan kau selamatkan aku."

Permintaan itu tidak di turuti oleh Ajisaka. Ajisaka malah melepaskan tangan Dewata Cengkar yang menggantung di tebing. Dewata Cengkar terjatuh masuk ke Laut Kidul. Anehnya, Dewata Cengkar berubah wujud menjadi seekor buaya putih.

Dari laut terdengar suatu ancaman dari Dewata Cengkar kepada Ajisaka. Dia mengancam akan memakan anak cucunya yang lengah berada di Laut kidul. Dan akan di makan buaya putih nantinya.

Waktu berlalu, setelah di nobat kan menjadi Raja Medang Kamolan, Ajisaka mengutus Dora untuk pergi kembali ke Nusa Majedi untuk mengambil pusaka yang di jaga oleh Sembada.

Setibanya di Nusa Majedi, Dora lalu menemui Sembada dan menjelaskan bahwa ia di perintahkan untuk mengambil pusaka Ajisaka. Sembada tidak mau memberikan pusaka tersebut karena ia berpegang pada perintah Ajisaka.

Akhirnya kedua abdi itu bertempur. Karena ke duanya sama-sama sakti, peperangan berlangsung seru, saling menyerang dan di serang, sampai keduanya akhirnya sama-sama tewas.

Karena tak kunjung kembali, Ajisaka menyusul Dora ke Nusa Majedi. Betapa terkejutnya, yang di temukan malah kuburan mereka berdua yang berarti mereka sudah mati. Ia sangat menyesal mengingat kesetiaan kedua abdi ke sayangannya itu. Kesedihannya mendorongnya untuk menciptakan aksara untuk mengabadikan kedua orang yang di kasihinya itu, yang bunyinya adalah sebagai berikut:

ha na ca ra ka
Ana utusan (ada utusan)

da ta sa wa la
Padha kekerengan (saling berselisih pendapat)

pa dha ja ya nya
Padha digdayane (sama-sama sakti)

ma ga ba tha nga
Padha dadi bathange (sama-sama menjadi mayat)

Setelah Ajisaka menjadi Raja, Medang Kamolan menjadi kerajaan yang makmur. Rakyat bebas dari ketakutan kanibalisme yang di lakukan Dewata Cengkar dahulu.

Di sisi lain terjadi keanehan, ayam jago yang dulunya meminum air seni Ajisaka itu bertelur layaknya ayam betina, tetapi hanya sebutir. Telur itu oleh Rara Cangkek di rawat dan di sembunyikan di dalam lumbung padi.

Lumbung padi yang setiap hari padinya selalu di ambil untuk di makan sepertinya padi di dalamnya tidak habis-habis. Hal ini menyebabkan kecurigaan Kaki Grenteng. Setelah di selidiki ternyata terdapat ular raksasa. Ular raksasa itu dapat berbicara layaknya manusia dan mengaku anak dari Ajisaka.

Ular itu meminta di pertemukan dengan Ajisaka. Oleh Kaki Grenteng di beritahukan bahwa Ajisaka sudah menjadi Raja di Medang Kamolan. Seketika ular tersebut mohon pamit untuk pergi menuju Medang Kamolan.

Sesampainya di sana ular tersebut tidak di perlakukan dengan ramah. Para prajurit berusaha melawan ular itu. Ular itu tetap memaksa masuk dan akhirnya di pertemukan dengan Ajisaka. Mulanya Ajisaka tidak mau mengakui ular tersebut sebagai anaknya.

Kemudian ular tersebut menceritakan asal-usulnya. Ajisaka sejenak berpikir. Ajisaka memberikan suatu syarat kepada ular tersebut jika ular tersebut sanggup mengalahkan buaya putih musuhnya yang berada di Laut Kidul, maka Ajisaka bersedia mengakuinya sebagai anak.

Seketika ular tersebut pamit dan berangkat menuju Laut Kidul. Sesampainya di sana, pertarungan langsung terjadi. Dengan mengerahkan segala kesaktian yang dimiliki, ular tersebut dapat mengalahkan dan membunuh buaya putih tersebut.

Sebagai bukti ular tersebut sudah membunuh buaya putih, dia membawa kepala buaya putih. Sesuai dengan perintah Ajisaka, ular tersebut tidak boleh lewat di atas tanah ketika kembali ke Medang Kamolan. Ular tersebut harus lewat menyusuri bawah tanah.

Karena di rasa sudah sampai, ular tersebut muncul ke permukaan. Rupanya belum sampai dan masih jauh. Tempat pertama ia muncul ke permukaan ini adalah di Jono, kemudian muncul lagi di Crewek dan yang ketiga kalinya muncul di Kuwu.

Kemunculan yang ketiga ini terjadi keanehan. Karena di dalam tanah, ular tersebut sudah kelelahan, dengan sekuat tenaga dia muncul ke permukaan dan berubah menjadi seorang anak kecil yang lumpuh dan linglung. Sejak saat itu ia di namai Jaka Linglung.

Beruntung dia di tolong oleh seorang dukun bayi sampai keadaannya pulih kembali. Anak kecil yang linglung setelah berpamitan dengan mbah dukun kembali menengok lubang yang di gunakan untuk keluar dari bumi. Setelah sampai di dekatnya terjadi keajaiban lagi, tangan dan kakinya seketika menjadi satu melekat dengan badan mengembang terus hingga menjelma menjadi seekor ular raksasa seperti semula.

Kemudian masuk lubang yang ada di depannya untukmelanjutkan perjalanan menuju Medang Kamolan. Lubang bekas masuknya Jaka Linglung tak lama kemudian pulih kembali, penuh berisi lumpur yang di susul dengan suara Bledug... bledug... begitu seterusnya sampai sekarang. Sejak saat itu tempat tersebut di namakan Bledug Kuwu.

Sesampainya di Medang Kamolan, Ajisaka bersedia mengakui Jaka Linglung sebagai anak karena sudah berhasil mengalahkan buaya putih. Tetapi tidak mungkin Jaka Linglung di tempatkan di dalam istana.

Ajisaka mengambil kebijakan agar Jaka Linglung di tempatkan dalam kebun istana bersama teman-temannya sesama binatang. Binatang-binatang ini hidup rukun satu sama lain. Setelah selang beberapa hari, Jaka Linglung sudah tidak di perhatikan.

Dia sudah jarang di beri makan. Hal ini membuat ia merasa kelaparan. Rasa lapar yang tak tertahankan ini membuat dia terpaksa memakan temannya sendiri sesama binatang. Kelakuan Jaka Linglung ini diketahui penjaga kebun dan melaporkannya kepada Prabu Ajisaka.

Ajisaka marah dan menghukum Jaka Linglung. Dia di pindahkan ke Hutan Klampis. Jaka Linglung tidak boleh makan kecuali ada makanan sendiri yang datang ke mulutnya. Pada suatu hari ada 9 orang anak penggembala yang sedang menggembala kambing di hutan Klampis. Jaka Linglung tidak bisa makan dan kelaparan.

Dia membuka mulutnya sehingga kelihatan seperti gua. Tubuhnya di masukkan ke dalam tanah. Hujan turun dengan lebatnya. 9 orang anak tadi mencari tempat perlindungan. Mereka berlindung di dalam mulut Jaka Linglung yang di kira gua itu.

Salah satu dari kesembilan anak tadi ada yang kudisan. Karena 8 orang tadi takut ketularan, mereka mengusir anak kudisan tadi. Anak kudisan berlindung di bawah pohon besar. Setelah hujannya reda, anak kudisan itu mencari teman-temannya.

Dia kaget ketika teman-temannya sudah tidak ada, yang ada hanyalah seekor ular yang mulutnya berlumuran darah. Anak itu segera berlari ketakutan dan mengatakan kepada para orang tua teman-temannya bahwa anak mereka sudah tewas di makan ular.

Peristiwa ini di laporkan kepada Prabu Ajisaka. Ajisaka marah besar lagi, Jaka Linglung di marahi habis-habisan. Hal ini membuat Ajisaka bingung, hukuman apa yang harus di berikan.

Ajisaka kemudian mengundang Kaki Grenteng sekeluarga ke istana. Setelah di rapatkan, akhirnya Ajisaka menghukum Jaka Linglung dengan cara di pantek tubuhnya dan mulutnya di cengkal sehingga tidak bisa mengatup lagi.

Jaka Linglung menghembuskan nafas terakhir di tempat itu. Roro Cangkek yang melihat penyiksaan itu tidak kuasa menahan tangis. Tempat di mana Jaka Linglung di hukum terakhir itu sekarang bernama Bumi Kesongo.

Versi yang berbeda tentang sejarah Ajisaka.

Prasasti
Dalam prasasti Kuwi (840M) di sebutkan bahwa di Jawa terdapat banyak pedagang asing dari mancanagara untuk berdagang misal Cempa (Champa), Kmir (Khmer-Kamboja), Reman (Mon), Gola (Bengali), Haryya (Arya) dan Keling.

Untuk kebutuhan administrasi, terdapat para pejabat lokal yang mengurusi para pedagang asing tersebut, misal Juru China yang mengurusi para pedagang dari China dan Juru Barata yang mengurusi para pedagang dari India.

Mereka seperti Konsul yang bertanggung jawab atas kaum pedagang asing. Di dalam catatan sejarah, kita mengenal gelar “Sang Haji (Sangaji)” merupakan gelar di bawah “Sang Ratu”, seperti contoh Haji Sunda pada Suryawarman (536M) dari Taruma, Haji Dharmasetu pada Maharaja Dharanindra (782M) dari Medang, Haji Patapan pada Maharaja Samaratunggadewa (824M) dari Medan.
*Sumber: History of Java Nusantara.

Legenda Ajisaka
Dalam Legenda tanah Jawa, kita mengenal nama tokoh Ajisaka. Ajisaka sangat mungkin, berasal dari kata Haji Saka, bermakna Perwakilan Negara (Duta) atau Konsul yang bertanggung jawab atas para pedagang asing, yang berasal dari negeri Saka (Sakas).Lalu di manakah Negeri Saka situ?
Di dalam sejarah India, dikenal negara Sakas atau Western Satrap.
*Sumber :Western Satrap, Wikipedia).

Pada tahun 78M Western Satrap (Sakas) mengalahkan Wikramaditya dari Dinasti Wikrama India. Kemenangan pada tahun 78M di jadikan sebagai tahun dasar dari penanggalan (kalender) Saka.

Wilayah Western Satrap mencakup Rajastan, Madya Pradesg, Gujarat, dan Maharashtra. Para Raja dari Western Satrap biasanya memakai dua bahasa yaitu Sankrit (Sansekerta) dan Prakit serta dua aksara yaitu Brahmi dan Yunani dalam proses pembuatan prasasti dan mata uang logam kerajaan.

Sejak pemerintahan Rudrasimha (160M-197M), pembuatan mata uang logam kerajaan selalu mencantumkan tahun pembuatannya berdasarkan pada Kalender Saka. Keberadaan Sakas dengan Kalender Saka_nya, nampaknya bersesuaian dengan Legenda Jawa, yang menceritakan Ajisaka (Haji Saka), sebagai pelopor Penanggalan Saka di Pulau Jawa.

Dewawarman I, bukan Ajisaka
Di dalam Naskah Wangsakerata, kita mengenal seorang pedagang dari tanah India, yang bernama Dewawarman I.

Beliau di kenal sebagai pendiri Kerajaan Salakanagara. Ada sejarawan berpendapat, bahwa Dewawarman I adalah indentik dengan Haji Saka (Ajisaka). Akan tetapi apabila kita selusuri lebih mendalam, sepertinya keduanya adalah dua orang yang berbeda. Ajisaka (Haji Saka), tidak di kenal sebagai pendiri sebuah Kerajaan, melainkan di kenal membawa pengetahuan penanggalan, bagi penduduk Jawa.

Sebaliknya Dewawarman I adalah pendiri Kerajaan Salakanagara, dan tidak ada riwayat yang menceritakan, bahwa beliau pelopor Kalender Saka. Dewawarman I di indentifikasikan berasal dari Dinasti Pallawa (Pahlavas), beliau berkebangsaan Indo-Parthian, yang berkemungkinan salah satu leluhurnya adalah Arsaces I (King) of Parthia.

Dan jika di selusuri, silsilahnya akan terus menyambung kepada Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Artaxerxes I of Persia bin Xerxes I “The Great” of Persia bin Atossa of Persia binti Cyrus II “The Great” of Persia (Zulqaenain).
*Sumber: The PEDIGREE of Arsaces I (King) of PARTHIA dan menemukan Zul-Qarnain, dalam sejarah.

Sementara Ajisaka (Haji Saka), di identifikasikan berasal dari Sakas (Western Satrap), beliau berkebangsaan Indo-Scythian, di mana susur galurnya besar kemungkinan, menyambung kepada keluarga kerajaan di India Utara (King Moga/Maues).
*Sumber: Indo-Scythians dan Maues, Wikipedia.

Namun ternyata, kedua Leluhur masyarakat Sunda dan Jawa ini, memiliki satu persamaan, yakni:
Dewawarman I (Indo-Parthian) dan Ajisaka (Indo-Scythian), sesungguhnya merupakan Zuriat (Keturunan) dari Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim (Bani Ishaq), yaitu melalui dua anaknya Nabi Yakub (Jacob) dan Al Aish (Esau).
*Sumber: THE TWO HOUSES OF ISRAEL, Who were the Saxons/Saka/Sacae/Scythians? Sons of Isaac, Komunitas Muslim, dari Bani Israil dan (Connection) Majapahit, Pallawa dan Nabi Ibrahim?

Walla'hu a'lamu bish shawab.

Bila postingan ini bermanfaat, silahkan di share agar teman Anda tidak gaptek.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL APA ITU SQUIRT

Oleh:Rohmat Eko Waluyo. CARA MEMBUAT PASANGAN ANDA SQUIRT 1. Squirt adalah ejakulasi wanita yang disertai cairan yang menyembur/nyemprot mirip pipis (muncrat saat orgasme). 2. Cairan squirt adalah cairan campuran air mani wanita dan pelumas, bukan urine! 3. Squirt dengan pipis jelas berbeda, memang mirip pipis tetapi bukan cairan pipis! 4. Squirt terkadang bisa merepotkan juga, karena bikin banjir di sprei. 5. Squirt itu termasuk golongan Multi_Orgasme dan rasanya lebih dahsyat dari orgasme biasa. 6. Squirt terjadi saat klitoris dan g_spot dirangsang secara terus menerus secara intens. Squirt terjadi saat g_spot di tekan kearah luar vagina menggunakan jari. 7. Rangsangan pada klitoris dan g_spot bisa juga dilakukan dengan lidah, jari maupun Mr.P, wanita dan pria harus bekerja sama demi bisa mendapatkan squirt. 8. Beruntunglah wanita yang bisa mendapatkan squirtnya, karena squirt adalah tingkat orgasme wanita paling surgawi. 9. Kalo sudah mengalami squirt rasanya badan

Kumpulan Game Symbian S60v3 Terbaik Bagian I

Assalamu'alaikum, warahmatullah wabarakatuh. Semoga sobat semua dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan_Nya. Aamiin Yaa Allah. KOLEKSI KUMPULAN GAME SYMBIAN S60V3 TERBAIK BAGIAN KE I Pada postingan kali ini Saya akan memberikan beberapa koleksi Kumpulan Game Symbian S60v3 Terbaik Bagian I khususnya untuk handphone dengan ukuran layar 240x320. File-file game symbian dibawah ini semuanya dapat kalian download dengan mudah dan gratis tanpa harus ribet dan terlempar ke situs lainnya . Berikut ini adalah tampilan screenshootnya, silahkan di download bagi yang berminat. SKY FORCE Download Sky Force Reloaded 240x320 TOMB RAIDER LEGEND 3D Download Tomb Raider Legend 3D 240x320 SPIDERMAN TOXIC CITY HD Download Spiderman Toxic City HD 240X320 SKY FORCE RELOADED Download Sky Force Reloaded 240X320 RAGING THUNDER 3D Download Raging Thunder 3D 240x320 NFS UNDERCOVER 3D Download NFS Undercover 3D 240x320 FERRARY GT EVOLUTION HD Download Ferrary GT Evolution HD 240x320 Itulah beberapa ko

Kumpulan Game Java S60V3 Terbaik Bagian IV

Assalamu'alaikum, warahmatullah wabarakatuh. Semoga sobat semua dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan_Nya. Aamiin Yaa Allah. KOLEKSI KUMPULAN GAME JAVA S60V3 TERBAIK BAGIAN KE IV Pada postingan kali ini Saya akan memberikan beberapa koleksi Kumpulan Game Java S60V3 Terbaik Bagian IV khususnya untuk handphone dengan ukuran layar 240x320. File-file game java dibawah ini semuanya dapat kalian download dengan mudah dan gratis tanpa harus ribet dan terlempar ke situs lainnya . Berikut ini adalah tampilan screenshootnya, silahkan di download bagi yang berminat. ZUMAS REVENGGE Download Game Zuma Revengge 240x320 ZUMA Download Game Zuma 240x320 UNDERWATER SAGA Download Game Underwater Saga 240x320 TINY TOON ADVENTURES Download Game Tiny Toon Vinnie The Pooh 240x320 THOR THE DARK WORLD Download Game Thor The Dark World 240x320 THE PENGUINS OF MADAGASCAR Download Game Penguins Of Madagascar 240x320 THE ADVENTURES OF TINTIN Download Game The Adventure Of Tintin 240x320 SUPER MARIO